:: Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan. Tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan. Tidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan. Tidak ada keutamaan kecuali dengan Islam. Islam tidak bisa hidup kecuali dengan dakwah. Dakwah tak akan bisa berjalan kecuali dengan jihad. Dan jihad tidak akan bisa berjalan kecuali dengan landasan keimanan.(Umar Bin Khattab) :: http://mentoringfkipums.blogspot.com/

Kamis, 21 April 2011

'Kartini' dan 'Kartono' Menyoal Feminisme Hari Kartini


Bulan April, apa sih yang ada di benak kamu? Hari Kartini, pastinya. Hari yang diyakini sebagai tonggak emansipasi kaum wanita. Nggak bosan-bosannya topik ini dibicarakan terutama di kalangan aktivis feminisme dengan judul baru bernama pemberdayaan perempuan. Seakan-akan tanpa program mereka, kaum perempuan tak berdaya.

Diperparah dengan beberapa lagu yang sengaja memanas-manasi para perempuan untuk mau ‘berjuang’. Nah, salah satunya lagu di bawah ini neh.
Di era tahun 80-an, ada lagu yang berlirik seperti ini:
Semenjak Kartini itu lahir di hari itu
Contoh dan teladan diberi pada kaumku
Wanita bukan budak yang hina
Anggapan lama semua kaum pria
Gunung kan kudaki laut kuseberangi
Mencari Bahagia
Aku disakiti aku diingkari
Dan aku dihina
Apa pria tega menghina wanita
Sayang sayang sayang
Adam tanpa hawa
Tak ada artinya
Sayang sayang sayang.
Waduh, hafal banget yah? Hehe, kebetulan aja kakak-kakak saya -
yang cewek adalah penggemar lagu melow, salah satunya adalah lagu ini. Dan kebetulan aja saya yang saat itu masih pake seragam putih merah alias SD teringat dengan lirik ini. Coba deh kamu tanya ke mamamu yang barangkali aja ingat dengan lagu ini.
Kita bukan mau berlatih olah vokal. Saya juga tak akan mengajari kamu bagaimana cara menyanyikan lagu ini. Tapi saya akan ajak kamu untuk berpikir kritis dalam menyikapi hari Kartini dan juga lagu-lagu sejenis ini. Supaya apa? Supaya kamu nggak terjebak dan terjerumus dengan ide feminisme yang kedengarannya aja manis di mulut dengan tajuk perjuangan hak perempuan. Padahal mah ide ini jauh panggang daripada api, alias nggak ada bagusnya bagi perbaikan nasib dan harga diri kaum perempuan sendiri. Nggak percaya? Baca aja lanjut, okay?