:: Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan. Tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan. Tidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan. Tidak ada keutamaan kecuali dengan Islam. Islam tidak bisa hidup kecuali dengan dakwah. Dakwah tak akan bisa berjalan kecuali dengan jihad. Dan jihad tidak akan bisa berjalan kecuali dengan landasan keimanan.(Umar Bin Khattab) :: http://mentoringfkipums.blogspot.com/

Rabu, 30 Maret 2011

Israaf : Lalai Terhadap Realitas Kehidupan dan Bermewah-mewah

Umat manusia saat ini dapat diibaratkan sedang berdiri dipinggir suatu jurang yang amat dalam. Jika bumi digoncangkan dari bawah, niscaya mereka akan jatuh dan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan dan kehancuran.
Keberadaan kaukm muslimin sendiri saat ini kebanyakan tengah berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka tengah diliputi oleh kehinaan, kepiluan, dan kerendahan martabat, baik karena masalah ekonomi, sosial, politik dan yang lainnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang “beku” perasaannya dan “mati” rasa belas kasihannya ia akan mudah berlakuk israaf, yakni hidup dengan bermewah-mewah dan mengumbar kesenangan duniawi.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam senantiasa memperhatikan dan memprihatinkan keadaan umat manusia, baik sejak sebelum Beliau SAW diutus menjadi sorang rasul maupun setelahnya, sehingga Beliau sempat mendapat teguran dari Allah. Sebagaimana firman-Nya :
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
“Maka (apakah) barangkali engkau membunuh dirimu karna bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).” (QS. Al-Kahfi [18] : 6)
لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
“Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman.” (QS. As-Syura [26] : 3)
أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihanmu terhadap mereka.” (QS. Fathir [35] : 8)