:: Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan. Tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan. Tidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan. Tidak ada keutamaan kecuali dengan Islam. Islam tidak bisa hidup kecuali dengan dakwah. Dakwah tak akan bisa berjalan kecuali dengan jihad. Dan jihad tidak akan bisa berjalan kecuali dengan landasan keimanan.(Umar Bin Khattab) :: http://mentoringfkipums.blogspot.com/

Jumat, 14 Agustus 2009

Buletin AL-UKHUWAH (Never Ending Ukhuwah) FKIP UMS
Edisi : 3/Juni 2009

DAKWAH

Secara harfiah, dakwah berasal dari kata da’a-yad’u-da’watan yang berate panggilan, seruan atau ajakan maksudnya adalah mengajak dan menyeru manusia agar mengakui Allah sebagai Tuhan yang benar lalu menjalani kehidupan sesuai dengan ketentuan-ketentuanNya yang tertuang dalam al-Quran dan as-Sunnah. Dengan demikian target dakwah adalah mewujudkan sumber daya manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya.
Dalam kehidupan masyarakat khususnya umat islam dakwah memiliki kedudukan yang sangat penting. Dengan dakwah bisa disampaikan dan dijelaskan ajaran islam kepada masyarakat sehingga mereka menjadi tahu mana yang haq dan mana yang bathil itu, tapi juga memiliki keberpihakan kepada segala bentuk yang haq dengan segala konsekuensinya. Sehingga selalu berusaha menghancurkan kebhatilan. Manakala hal ini terwujud mana kehidupan yang hasanah baik di dunia maupun di akhirat dapat dicapai.
Karena dakwah mempunyai kedudukan yang sangat penting maka secara hukum dakwah menjadi sebuah kewajiban yang harus diemban oleh setiap muslim. Ada beberapa dalil yang bisa kita jadikan rujukan untuk mendukung pernyataan wajibnya melaksanakan tugas, baik dari Al-Quran dan As-Sunnah.
”Serulah (manusia) kepada jalan TuhanMu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S An-Nahl:125)
”Sampaikanlah sesuatu dariku walaupun hanya satu ayat.”(HR Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi)
Manakala dakwah kita tunaikan dengan sebaik-baiknya, banyak keutamaan yang akan kita peroleh:
· Memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dengan di kelompokkan ke dalam ummat yang terbaik sebagaimana yang tersebut dalam Ali Imran ayat 110.
· Memperoleh pahala yang sangat besar. Hal ini seperti diterangkan dalam satu hadist Rosulullah SAW mengatakan:
” Barang siapa yang menunjuk pada satu kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang mengerjakan.”(HR Ahmad, Bukhori, Daud dan Tirmidzi)
· Dakwah yang baik juga berarti talah memberikan keimanan pribadi para pendakwah yang benar. Karena dakwah yang baik adalah dakwah yang disampaikan setelah diamalkan. Bukan kontradiksi antara pesan dakwah dengan perilaku sang da’i.
”Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”(Q.S Ash-Shoff:2-3)
Dalam menunaikan dakwah, ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dan ditempuh, syaikh Musthofa Mansyur dalam bukunya Thariq Ad-Da’wah menyebutkan tiga tahapan dakwah yang harus dilalui.
· Ta’rif (penerangan)
Tahapan ini adalah memperkenalkan, menggambarkan ide dan menyampaikan kepada khalayak ramai pada setiap lapisan masyarakat
· Takwin (pembinaan/pembentukan)
Yang kedua adalah tahapan pembentukan, pemilihan pendukung dakwah, menyaipkan mujahid dakwah serta mendidiknya.
· Tanfidz (pelaksana)
Yang terakhir adalah tahap beramal, berusaha dan bergerak guna mencapai tujuan.
Oleh karenanya para pendahulu kita penyeru dakwah Rosullullah SAW juga mengalami rintangan yang sangat dahsyat ketika mendakwahkan islam dengan sebenar-benarnya.
Dari Khabab bin Al-Arat ia berkata:
”kami mengeluh di hadapan Rosuluhlah SAW saat beliau sedang bersandar di ka’bah. Kami berkata kepadanya: ”Apakah engkau tidak memohonkan pertolongan bagi kami? Tidakkah engkau berdoa kepada Allah untuk kami?” Rosulullah SAW kemudian bersabda: ”Dahulu seorang lelaki ditanam badannya ke dalam bumi lalu gergaji diletakkan di atas kepalanya dan kepalanya dibelah menjadi dua namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Dan disisir dengan sisir besi sehingga terkelupaslah daging dan kulitnya sehingga tampaklah tulangnya namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, urusan ini akan disempurnakanNya sehingga seorang penunggang kuda akan berkelana dari san’aa ke Hadramaut tidak takut apapun selain Allah atau srigala yang menerkam dombanya, akan tetapi kalian tergesa-gesa!”(HR Bukhari 3343)
Khabab merupakan salah seorang sahabat yang dapat penyiksaan luar biasa dari kaum musyrikin semenjak ia masuk islam. Ia datang kepada Nabi mengeluhkan nasib para sahabat yang mengalami hal serupa dengan dirinya. Ia hanya memohon Nabi SAW agar mendoakan para sahabat tersebut, agar Nabi SAW memohon pertolongan Allah bagi mereka. Ia tidak sampai mengusulkan Rosulullah SAW agar merubah strategi berjuangnya. Ia tidak sedang menyatakan protesnya terhadap jalan penuh resiko karena menyerukan kalimat La Ilaha ill-Allah. Ia hanya memohon Nabi SAW agar mendoakan para sahabat agar mendapatkan pertolongan Allah.
Dengan demikian dakwah merupakan perjalanan yang panjang, berliku-liku dan banyak sekali onak dan duri yang akan dihadapi tidak hanya pada zaman Nabi SAW akan tetapi hingga saat ini dan sampai hari kiamat tiba. Oleh karena itu para aktivis dakwah harus menyiapkan diri semaksimal mungkin agar bisa menunaikan tugas ini dengan baik dan siap menghadapi segala tantangannya, apabila kita bisa menerobos segala onak dan duri dalam dakwah, maka kita termasuk orang yang selalu istiqomah dan komitmen dalam dunia dakwah.